Senin, Desember 11, 2023

Buntut Aksi Masyarakat Mansel, Tokoh Pemekaran Ini Minta Sekda Diganti

MANOWARI, Kasuarinews.id –Aksi masyarakat Mansel yang merusak sejumlah fasilitas pemerintah dan melakukan blokade jalan akibat meninggalnya seorang warga berinsial AI yang diduga karena vaksinasi Covid-19 berbuntut panjang. Tokoh pemekaran suara akar rumput DOB Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak,  Frederik Yunias Inyomusi dalam pernyataannya yang diterima Kasuarinews.id pada Kamis (16/12/2021) meminta agar Sekretaris Daerah Kabupaten Manokwari Selatan segera diganti. “Atas nama Tim Pemekaran Suara Akar Rumput, saya minta bupati dan gubernur Papua Barat segera mengganti Sekda Mansel karena saya melihat Sekda menjadi  pemicu kejadian hari Kamis pagi tadi di Ransiki dan Sekda harus bertanggungawab penuh atas kejadian itu,” ujar Inyomusi.

Menurut dia, Bupati Manokwari Selatan Markus Waran, ST, M.Si pernah mengatakan untuk vaksinasi tidak pernah dipaksakan. “Bapak Bupati pernah mengatakan bahwa vaksinasi tidak pernah dipaksakan.  Warga yang mau ikut vaksin silakan datang untuk menerima vaksin, yang tidak mau divaksin tidak bisa dipaksakan. Jadi terserah ke masyarakat sendiri. Yang mau vaksin silahkan, yang tidak juga terserah. Itu kembali kepada keputusan setiap orang. Bupati dari awal sudah bilang begitu,  tetapi Sekda Kabupaten Mansel ini terlalu cari muka di depan bupati sehingga menggunakan aturan inilah,  itulah dan sekarang seperti ini.  Untuk itu, saya atas nama Tim Pemekaran suara akar rumput minta Sekda ini diganti. Jangan membuat masalah terus lari,  tinggal bupati dan wakil bupati yang terima bersih hadapi masyarakat,” tutur Inyomusi.

READ  Rayakan HUT ke-10, Ini Kata Para Tokoh: Membangun Manokwari Selatan, Jangan dengan Kata Sayang dan Kasihan!

Kata Inyomusi, dirinya dari awal mengikuti proses vaksinasi di Mansel dan sangat memamahi karakter masyarakat setempat sehingga proses vaksinasi tidak perlu dipaksakana kepada warga tetapi harus melalui pendekatan persuasif dan humanis sehingga masyarakat sendirilah yang sadar sehingga minta divaksin. “Vaksinasi itu sangat baik tetapi khusus untuk masyarakat di Mansel dan Pegaf, kondisi riilnya sangat berbeda. Jadi harus gunakan pendekatan persuasif dan humanis ke masyarakat. Kalo main paksa-paksa, nanti ada masalah seperti yang terjadi hari ini. Hal ini tidak dipahami benar oleh Sekda yang seakan-akan hendak mengejar target vaksinasi sekian persen di Mansel,” tutur Inyomusi menambahkan tugas seorang Sekda adalah membantu bupati dan wakil bupati yang dipilih langsung oleh rakyat bukan menciptakan masalah atau menggunakan pendekatan model Orde Baru Asal Bapak Senang (ABS) sehingga dipuji pimpinan.

READ  Bupati dan Wabup Mansel Hadiri Pembukaan Sidang I Klasis GKI Hatam, Oransbari

Dia pun mensinyalir  bahwa kejadian tragis yang terjadi pada Kamis pagi di Mansel karena ulah Sekda. “Mengapa kami katakan Sekda harus tanggungjawab? Karena Surat Edaran Bupati soal vaksinasi  jelas dan dari awal bupati bicara sangat jelas soal vaksinasi. Tetapi Sekda buat aturan lain sehingga warga dipaksa ikut vaksinasi. Untuk itu, permintaan saya hanya satu, Gubernur dan bupati  segera ganti Sekda Mansel sehingga tidak terjadi lagi konflik kemudian hari di Mansel,” tegas Inyomusi.

Kasuarinews.id pada Kamis (16/12/2021) malam berusaha mengirim pesan lewat WA kepada Sekda Mansel, DR. Hengky Tewu untuk meminta tanggapnya terkait apa yang disampaikan oleh  Frederik Yunias Inyomusi, namun Sekda belum memberikan respon.

Situasi Mansel Sangat Kondusif

Di sisi lain, sampai pada Kamis malam, pasca aksi yang dilakukan masyakarat, situasi di Ransiki, Ibukota Kabupaten Manokwari mulai kondusif. Blokade yang dilakukan warga di sejumlah ruas jalan mulai dibuka dan kendaraan mulai lalu-larang serta warga mulai beraktivitas seperti biasa.

READ  Keempat Kali, Pemkab Mansel Pertahankan Kepatuhan LHKPN 100%

“Situasi sudah kondusif pasca dilakukan mediasi oleh Bupati dan Kapolres Mansel bersama Kepala Suku dan tokoh masyarakat bersama pihak keluarga. Dalam mediasi itu, diserahkan juga uang duka sebesar Rp. 300 Juta kepada keluarga duka. Masyarakat sudah bubar dan blokade jalan sudah dibuka,” ujar Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol. Adam Erwindi.

Kombes Adam Erwindi pun meminta warga masyarakat tidak terprovokasi dan menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian. “Saya minta masyarakat tetap tenang dan tindak bertindak di luar aturan hukum tetapi percayakan kepada aparat,” ungkapnya. (Omar)

ARTIKEL TERKAIT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terakhir

error: Content is protected !!