MANOKWARI, Kasuarinews.id – Kapolda Papua Barat Irjen Pol Dr Tornagogo Sihombing S.I.K.,M.Si lewat Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Adam Erwindi S.I.K.,M.H Pasca kepada awak media pada Kamis (20/1/2021) mengatakan aparat TNI/Polri akan terus mencari dan mengejar para pelaku penembakan terhadap prajurit TNI di Maybrat. “TNI/Polri akan terus mencari dan mengejar para pelaku agar dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum karena para pelaku telah melakukan pembunuhan berencana terhadap anggota TNI di Kabupaten Maybrat,” terang Kombes Adam.
Untuk mencari dan mengejar para pelaku, Adam Erwindi meminta tokoh masyarakat Maybrat dan kepala tokoh adat serta tokoh agama membantu TNI/Polri untuk membujuk para pelaku agar segera menyerahkan diri. “Jika ada masyarakat yang mengetahui info pelaku penembakan segera menghubungi pihak kepolisian terdekat atau bisa langsung telpon ke nomor pengaduan 110 Polda Papua Barat. Kita ingin, para pelaku segera ditangkap dan situasi Maybrat kembali normal seperti biasanya.
4 Korban Penyerangan Tiba RS AL Kota Sorong

Empat anggota Yon Zipur 20 PPA yang merupakan korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di kampung Kamat, distrik Aifat Timur, kabupaten Maybrat, Papua Barat pada Kamis sore (20/12022) tiba di rumah sakit Angkatan Laut dr Oetojo kota Sorong. Keempat anggota tersebut masing-masing Serda Darusman, Prada Aziz, Prada Abraham dan Prada Odeng. Keempat anggota mengalami luka cukup serius.
Diketahui, Serda Darusman mengalami luka tembak di lengan bagian kiri, Prada Azis terkena peluru pada tangan kanannya, sementara Prada Odeng mengalami luka pada kaki kanannya, luka parah juga dialami Prada Abraham yang tertembus tiga peluru yang bersarang di pundak kanan, lengan kanan dan lengan bagian kirinya. Sementara 1 prajurit yakni Serda Miskel Rumbiak meninggal akibat insiden baku tembak tersebut.
DPR Desak Aparat Ungkap Motif Penembakan
Sementara itu, Ketua DPR Papua Barat, Orgenes Wonggor kepada awak media saat ditemui di hotel Aston, Jumat (21/1/2021) meminta pihak keamanan mengungkap motif di balik penembakan anggota TNI-AD di Maybrat.
“Kasus penembakan yang terjadi hanya berselang beberapa bulan sehingga harus dicari tahu motifnya, termasuk asal pelakunya,” ujarnya.
Dia juga berharap agar warga masyarakat di Kabupaten Maybrat tidak panik dan melakukan tindaakn yang bertentangan dengan hukum dan menyerahkan semuanya kepada pemerintah serta TNI/Polri. “Kita percayakan persoalan itu kepada aparat keamanan karena mereka sangat paham. Masyarakat harap tetap tenang dan tidak terprovokasi,” ujar Orgenes.
Politisi Golkar ini juga berharap agar pihak keamanan segera mengungkap pelaku penembakan.”Aparat harus segera cari tahu apakah pelakunya dari Maybrat atau asal mana, kemudian motifnya apa? Mengapa sampai buat kacau dan harus bunuh orang karena budaya Papua tidak mengajarkan hal seperti itu. Sekali lagi aparat haru cari tahu motif penembakan anggota TNI tersebut apakah itu OPM atau tidak, jangan sampai ke depan warga sipil atau aparat lagi yang jadi korban. Kekerasan ini harus segera diakhiri,” tandas Orgenes.
LP3BH Harap Petinggi TNI/Polri Tidak Melemparkan Tuduhan Sumir
Di sisi lain, Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari menyampaikan dukacita mendalam atas tewasnya anggota TNI Yon Zipur 20/PPA bernama Serda MR dalam kontak senjata Kamis, 20/1 di Wilayah Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat.
“Sesuai pemberitaan media massa bahwa korban tewas akibat kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Maybrat. Hal mana menurut pandangan hukum saya masih terlalu dini untuk petinggi Keamanan dari TNI maupun Kepolisian melemparkan tuduhan sumir semacam itu. Karena sama sekali tidak disertai adanya pengakuan atau pernyataan bertanggungnjawab dari kelompok manapun, termasuk KKB tersebut. Sehingga yang terpenting saat ini adalah melakukan langkah penegakan hukum melalui investigasi kriminal terhadap korban tewas serta para korban luka tembakan serius seperti Serda D, Prada A, Prada Ab serta beberapa anggota lain yang dikabarkan menderita luka ringan. Investigasi juga perlu dilakukan terhadap masyarakat di lokasi kejadian perkara,” ujar Warinussy.
Kata dia, LP3BH Manokwari meminta semua pihak (TNI dan Polri) agar menahan diri dan tidak melakukan langkah operasi keamanan yang semakin membuat rakyat Papua di wilayah Distrik Aifat dan Kabupaten Maybrat terus memilih mengungsi dan berada dalam situasi krisis sosial berkepanjangan. Kami sangat meminta perhatian Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII Kasuari menggunakan pola pendekatan damai untuk menyelesaikan persoalan di Maybrat tanpa menggunakan senjata api yang bakal menelan korban lebih banyak. Kejadian yang mengenaskan ini patut disesali tapi diinvestigasi secara profesional agar tidak meninggalkan kesan bahwa ada upaya cipta kondisi distabilitas demi melegalkan dijalankannya operasi militer yang senantiasa berimbas pada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Tanah Papua, khususnya di Maybrat Provinsi Papua Barat.
Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian bermula ketika keempat anggota TNI dari Yon Zipur 20 PPA Sorong ini dikabarkan sedang memperbaiki jembatan yang sempat dirusak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di kampung Faan Kahrio, distrik Aifat Timur, kabupaten Maybrat, Papua Barat. Namun tiba-tiba mereka diserang oleh kelompok kriminal bersenjata senjata yang berujung tewasnya Prada Miskel Rumbiak. Saat ini Kodam XVIII kasuari belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian ini. (AK/ED)