Jumat, April 26, 2024

Papua Barat Emas 2045: Melawan Bayang-bayang Rendahnya Pendidikan

Oleh : Ibrahim Anas Duwila, SST*

Hasil Survei Long Form Sensus Penduduk 2020 (LFSP2020) yang dilaksanakan pada Bulan Juni Tahun 2022 oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat membuka jendela kekecewaan dalam sektor pendidikan. Dalam survei tersebut, fakta yang mengemuka mengenai tingkat pendidikan di Papua Barat sungguh mencengangkan. Ditemukan bahwa mayoritas penduduk Papua Barat hanya berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat SMA, dengan jumlah mencapai 311.152 jiwa atau 28,8 persen. Angka tersebut diikuti oleh tamatan SD sebanyak 209.233 jiwa (19,3 persen) dan tamatan SMP sebanyak 183.979 jiwa (17,03 persen). Namun, angka yang memprihatinkan adalah adanya 174.361 jiwa atau sekitar 16,7 persen dari total penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak tamat SD. Jumlah ini setara dengan total penduduk di 3 kabupaten di Papua Barat. Kabupaten Manokwari menjadi kabupaten dengan jumlah penduduk yang tidak tamat SD terbanyak, mencapai 18.378 jiwa, diikuti oleh Kabupaten Pegunungan Arfak dengan 10.711 jiwa, dan Kabupaten Sorong dengan 10.058 jiwa. Data ini mengungkapkan bahwa Kabupaten Manokwari, ibukota Provinsi Papua Barat selama 10 tahun terakhir, merupakan penyumbang terbesar penduduk dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD. Selain itu, Kabupaten Sorong, yang merupakan salah satu sentra penggerak ekonomi utama di wilayah Papua Barat Daya, juga menjadi penyumbang penduduk dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD yang signifikan. Angka ini seolah menjadi bayang-bayang gelap yang menghantui masa depan generasi muda Papua Barat.

Kondisi pendidikan yang rendah membawa dampak serius bagi masyarakat Papua Barat. Hal ini tercermin dalam angka stunting yang mencapai 30 persen pada tahun 2022, meningkat sebesar 3,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Dalam bidang ekonomi, tingkat kemiskinan juga menghantui, dengan persentase penduduk miskin mencapai 21,33 persen pada Maret 2023, walaupun terdapat penurunan 0,94 persen dibandingkan dengan September 2022. Meskipun secara absolut terdapat penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 7,38 ribu orang, dari 222,36 ribu orang pada September 2022 menjadi 214,98 ribu orang pada Maret 2023. Selain itu, dari segi keamanan juga tidak kalah mencengangkan, Menurut laporan Badan Pusat Statistik dalam buku Statistik Kriminal Tahun 2022, tingkat kriminalitas (Crime Rate) di Papua Barat Pada Tahun 2021 adalah yang tertinggi di Indonesia. Polda Papua Barat mencatat, tingkat kejahatan mencapai 289 per 100.000 penduduk, bahkan melebihi Provinsi DKI Jakarta yang memiliki tingkat kejahatan sebesar 277 per 200.000 penduduk.

Untuk mengatasi tantangan ini, perubahan paradigma dalam dunia pendidikan Papua Barat menjadi keniscayaan. Pemerintah harus mengambil tindakan yang tegas dan mengalokasikan sumber daya yang memadai guna meningkatkan akses, mutu, dan relevansi pendidikan di wilayah ini. Dibutuhkan upaya berani seperti peningkatan infrastruktur pendidikan, pelatihan intensif bagi para pendidik, pengembangan kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan lokal, serta program pendidikan inklusif yang memperhatikan keberagaman masyarakat. Namun, langkah-langkah ini tidak dapat berdiri sendiri. Kolaborasi yang erat antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta harus menjadi pilar utama dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang memadai dan memberdayakan generasi muda Papua Barat. Dalam hal ini, evaluasi program pendidikan yang ada juga menjadi krusial agar langkah-langkah kebijakan yang diambil ke depan dapat menghasilkan perubahan yang nyata.

Papua Barat Emas 2045 bukanlah sekadar impian jauh di cakrawala. Ia adalah komitmen yang nyata untuk mewujudkan masa depan gemilang bagi generasi Papua Barat. Hanya dengan pendidikan berkualitas yang menjadi alat pencerahan dan pembebasan, mereka dapat melepaskan diri dari belenggu ketertinggalan dan meraih kesempatan yang setara. Papua Barat memiliki potensi besar yang harus direalisasikan, dan itu dimulai dengan menghadapi tantangan pendidikan dengan kepala tegak dan langkah mantap. Masa depan yang cerah dan harapan yang adil bagi semua anak Papua Barat dapat terwujud jika kita bergerak bersama, melangkah menuju visi Papua Barat Emas 2045.

Tulisan ini adalah panggilan untuk semua pihak terkait, baik pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta, untuk bergandengan tangan dalam merubah nasib pendidikan di Papua Barat. Tidak ada waktu yang lebih baik untuk bertindak daripada sekarang. Masa depan generasi Papua Barat ada di tangan kita. Bersama, kita dapat melawan bayang-bayang rendahnya pendidikan dan membawa Papua Barat menuju puncak keemasannya pada tahun 2045. Mari kita berkomitmen untuk mengubah paradigma, melibatkan semua pihak, dan memberikan pendidikan yang bermakna dan memberdayakan bagi generasi muda Papua Barat.

Data yang disampaikan dalam tulisan ini bersumber dari publikasi hasil Survei Long Form Sensus Penduduk 2020 (LFSP2020), yang dapat diakses melalui website resmi BPS Provinsi Papua Barat di http s://papuabarat.bps.go.id.

*Penulis: Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Papua Barat

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

5 × three =

- Advertisment -spot_img

Berita Terakhir