Minggu, Mei 19, 2024

PDIP Selalu Teratas, Bagaimana Persaingan Elektabilitas Parpol Lain Versi 7 Lembaga Survei ?

JAKARTA, Kasuarinews.id  – Elektabilitas PDIP selalu menempati posisi teratas dalam hampir seluruh lembaga survei. Sehingga persaingan yang menarik berada di posisi dua hingga lima, karena hasil temuan lembaga survei berbeda-beda. Diketahui sejumlah lembaga survei pada akhir 2022 dan awal 2023 merilis hasil survei tentang elektabilitas partai politik.

Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga,yang menjadi sorotan adalah partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan yakni NasDemDemokrat, dan PKS. Ketiga partai tersebut terlihat memiliki elektabilitas yang tak terpaut jauh. Menariknya, Partai Demokrat dalam hasil survei beberapa lembaga bisa menyalip Golkar. Elektabilitas Demokrat selalu menempel ketat Gerindra dan Golkar. Sementara rekan Partai Golkar dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yakni PAN dan PPP terlihat selalu berada di bawah ambang batas parlemen. Lain hal dengan koalisi Gerindra-PKB, elektabilitas Gerindra selalu stabil berada di posisi kedua atau ketiga. Begitu juga PKB, elektabilitasnya sering masuk lima besar bersaing dengan NasDem PKS dan Demokrat.  Berikut perbandingan hasil survei elektabilitas partai politik berdasarkan 7 lembaga suvei yang dikutip dari Tribunnews.com:

Hasil SurveiTerbaru LSI

Berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru, elektabilitas PDIP berada diposisi pertama dengan angka 22 persen. Pada posisi selanjutnya ada Partai Gerindra 12,1  persen, Demokrat 7,1 persen, Golkar 6,7 persen, dan Nasdem 5,0 persen, dan PKS 5,0 persen.

Dalam survei ini terlihat tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan menempel Golkar yang berada di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Seperti diketahui KIB beranggotakan Golkar, PAN, dan PPP. Berdasarkan survei LSI, PPP dan PAN memiliki elektabilitas di bawah 3 persen masing-masing PPP 2,2 persen dan PAN 0,6 persen.

Justru partai besutan Harry Tanoe yakni Perindo berdasarkan hasil survei LSI bisa melewati parliamentary threshold atau ambang batas parlem 4 persen dengan elektabilitas 4,8 persen dan disusl PKB 4,7 persen. Sementara partai lainnya memilik elektabilitas di bawah dua persen di antaranya Garuda 1,3 persen, Ummat 0,5 persen, Hanura 0,5 persen, Buruh 0,3 persen, PBB 0,3 persen, PSI 0,3 persen, Gelora 0,1 persen, dan PKN 0,0 persen.

Namun demikian, kata dia, yang menarik dari survei kali ini adalah cukup banyak yang belum menentukan pilihan yakni ada 26,7 persen. Biasanya, kata dia, jumlahnya lebih sedikit yakni di bawah 20 persen. “Mungkin karena awal tahun dan baru saja pengumuman partai-partai yang resmi menjadi peserta pemilu. Sehingga masyarakat mungkin melakukan penilaian ulang,” kata dia. “Tetapi secara umum, yang sudah melakukan penilaian tidak berbeda jauh dengan hasil-hasil yang  kita peroleh selama ini,” sambung dia. Survei tersebut dilakukan pada 7 sampai 11 Januari 2023. Target survei tersebut adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel sekitar 83 persen dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui random digit dialing (RDD) yang merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1.221 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error dari diperkirakan sebesar +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Hasil SurveiIndikator Politik

Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 1 sampai 6 Desember 2022 menyatakan elektabilitas tertinggi dipegang PDIP dengan angka 25,7 persen. Kemudian disusul Golkar (10,5 persen), Gerindra (9,5 persen), Demokrat (9,0 persen), PKB (7,4 persen), Nasdem (5,1 persen), PKS (4,4%), Perindo (2,8%), PAN (2,3%), dan PPP (2,1%). Di posisi selanjutnya ada PBB (0,6%), PSI (0,4%), Garuda (0,2%), Partai Buruh (0,2%), Hanura (0,2%), Gelora (0,1%), Partai Ummat (0,1%), dan PKN (0,1%). Dilihat dari hasil survei tersebut, terlihat Demokrat mulai tempel Gerindra dan Golkar.

Sementara NasDem dan PKS elektabilitasnya cenderung stabil dan bisa melewati ambang batas parlemen 4 persen. “Jadi PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, tiga partai teratas tidak terlalu berbeda,” kata Burhanuddin dalam rilis survei, Rabu (4/1/2023).

Dilihat dari hasil survei tersebut elektabilitas Golkar, Gerindra, dan Demokrat tak terpaut jauh.

“Golkar secara absolut nomor 2 tapi bedanya tidak signifikan dengan Gerindra dan Demokrat. Nasdem 5,1%,” kata Burhanuddin. Survei tersebut diketahui dilakukan 1-6 Desember 2022.

Populasi survei Indikator Politik adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei tersebut sebanyak 1.220 responden

Hasil SurveiIndo Riset

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Indo Riset yang dirilis, Selasa (3/1/2022), menempatkan PDIP sebagai partai politik yang memiliki elektabilitas tertinggi. Survei Indo Riset dilakukan pada 12-17 Desember 2022 melalui tatap muka menggunakan kuesioner. Berdasarkan survei Indo Riset elektabilitas PDIP sebesar 26 persen, disusul Gerindra 12,6%, Golkar 12%, Demokrat 9,6%, PKB 8,7%, NasDem 6,5%, dan PKS 6,4%. “Posisi 3 partai teratas PDIP, Gerindra, Golkar tidak mengalami perubahan,” kata Peneliti Indo Riset Roki Arbi dalam konferensi pers virtual, Selasa (3/1/2023).

Dalam survei itu, partai politik yang terancam tak lolos ambang batas parlemen 4 persen adalah PPP 3,6%, Perindo 3,1%, PAN 2,1%, Hanura 0,8%, PSI 0,6%, Garuda 0,3%, Partai Ummat 0,3%, PBB 0,2%, Gelora 0,2% dan Partai Buruh 0,2%.

Menurut Roki, hanya Perindo yang disebut memiliki potensi untuk lolos ambang batas parlemen.

Sebab, partai besutan Hary Tanoesoedibjo itu mengalami kenaikan suara signifikan setahun terakhir. “Sementara dari sisi partai non parlemen, Perindo mengalami kenaikan secara konsisten dalam setahun terakhir. Dan dengan pencapaian tersebut, Perindo berpotensi lolos ambang batas DPR 4 persen,” katanya. Diketahui survei Indo Riset dilakukan pada 12-17 Desember 2022 melalui tatap muka menggunakan kuesioner.

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan memperhatikan jumlah proporsionalitas antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Yakni, sampel survei itu sebesar 1.120 orang.

Adapun margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,92% dengan tingkat kepercayaan hingga 95%.

Hasil SurveiVoxpopuli Research Center

Selanjutnya ada Voxpopuli Research Center yang menyajikan hasil survei lektabilitas partai politik yang dirilis 8 Januari 2023. Temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan Golkar mengalami penurunan elektabilitas. Jika dibandingkan dengan survei-survei sebelumnya sejak Desember 2021, elektabilitas Golkar stabil pada kisaran 8 persen, kini melemah menjadi 7,3 persen.

Sementara itu tren elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus naik, dan kini mencapai 5,5 persen. “Elektabilitas Golkar turun pada momen pergantian tahun 2023, sedangkan PSI naik,” kata Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja dalam keterangan di Jakarta, Minggu (8/1/2023). Sedangkan, posisi puncak masih diduduki oleh PDI Perjuangan (PDIP) dengan elektabilitas 18,4 persen, disusul Gerindra sebesar 13,5 persen.

Kedua partai yang sama-sama penyangga koalisi pemerintahan Jokowi periode kedua tetap memimpin sepanjang 2022. Pada urutan berikutnya, adalah Golkar dan PKB bersaing ketat memperebutkan posisi tiga besar. PKB mencatatkan elektabilitas 8,0 persen, menggeser kembali Golkar ke peringkat keempat, disusul Demokrat (5,7 persen), PSI (5,5 persen), dan PKS (4,8 persen).

Menurut Achmad, Golkar sendiri cenderung stabil dan memiliki posisi tawar yang kuat dalam memimpin pembentukan koalisi. Terbukti, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Golkar relatif solid, tidak mengalami gejolak berarti. Sebaliknya dengan koalisi antara Gerindra dan PKB yang belakangan terancam pecah. PKB yang ngotot agar Ketua Umum Muhaimin Iskandar diusung sebagai capres membuka kemungkinan untuk pindah koalisi, bergabung dengan Nasdem.

“Meskipun solid, namun lamanya keputusan Golkar maupun KIB untuk mengumumkan pasangan capres-cawapres berdampak elektoral pada turunnya elektabilitas, lebih-lebih figur Airlangga Hartarto sebagai ketua umum juga elektabilitasnya tetap sangat rendah,” terang Achmad.

Partai-partai politik masih menunggu momentum yang tepat untuk mengumumkan siapa capres dan cawapres yang bakal diusung.

Terutama menyangkut keputusan PDIP, apakah akan mengusung Ganjar Pranowo ataukah Puan Maharani. “PDIP sebagai satu-satunya partai yang bisa mengusung capres-cawapres tanpa berkoalisi menjadi faktor signifikan dalam peta koalisi, dan jika PDIP maju sendirian terbuka kemungkinan maksimal ada empat pasangan calon,” jelas Achmad.

Sementara itu, Nasdem yang telah resmi mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres juga tidak kunjung berhasil menggalang koalisi.

Elektabilitas Nasdem yang sempat anjlok setelah deklarasi pencapresan Anies belum beranjak, kini masih sebesar 3,3 persen. Dengan raihan tersebut, Nasdem terancam tidak bisa kembali ke Senayan, bersama partai-partai lain seperti PAN (2,2 persen) dan PPP (2,0 persen). Ketiganya juga terancam oleh partai-partai non-parlemen dan partai baru, seperti Perindo (1,4 persen) dan Gelora (1,3 persen).

Lalu ada pula Partai Ummat (0,8 persen), Hanura (0,5 persen), PBB (0,3 persen), dan PKN (0,1 persen). Garuda dan Partai Buruh nihil dukungan, sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebesar 24,9 persen. Sebagai informasi, Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 17-23 Desember 2022, kepada 1200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei sebesar kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil SurveiSMRC

Kemudian Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan 3-11 Desember 2022 mengungkap elektabilitas PDIP berada di posisi teratas. PDIP mengantongi 24,1 persen, disusul Golkar 9,4 persen, Gerindra 8,9 persen, Demokrat 8,9 persen. Sementara itu, PKS 6,2 persen, PKB 6,1 persen, Perindo 4,6 persen, Nasdem 3,2 persen, PPP 2,9 persen, dan PAN 1,7 persen.

Sedangkan partai-partai lain mendapat dukungan di bawah 1 persen, dan yang belum tahu ada 20,9 persen. “Dibanding hasil Pemilu 2019 lalu, dukungan kepada PDIP naik dari 19,3 persen menjadi 24,1 persen. Elektabilitas Demokrat juga sedikit naik dari 7,8 persen menjadi 8,9 persen, atau relatif stabil,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam pemaparannya soal temuan survei terbaru SMRC bertajuk ‘Trend Elektabilitas Partai’, Minggu (18/12/2022).

Sementara partai-partai lain yang ada di parlemen cenderung menurun. Namun demikian, Deni menambahkan bahwa setiap partai masih punya peluang menaikkan dukungan. “Sebab masih ada sekitar 20,9 persen warga yang saat ini belum menentukan pilihan,” ujar Deni.

Survei melibatkan 1.220 responden yang merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Proses pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei itu diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil SurveiCharta Politika

Berdasarkan survei Charta Politika yang dilakukan 8-16 Desember 2022 menempatkan elektabilitas PDIP tertinggi dibanding partai lainnya. Elektabilitas PDIP mencapai 23,5%, meningkat dibandingkan hasil survei pada November 2022 dengan angka 21,7%.

“PDIP memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 23,5%. Ada kecenderungan PDIP mulai menapak naik,” ujar kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya pada konferensi pers virtual, Kamis (22/12/2022). “Walaupun belum sama dengan angka elektabilitas sebelumnya yang di angka 24%, tetapi setelah dua kali turun di September dan November, PDIP naik kembali,” tambah Yunarto. Sementara posisi kedua ditempati oleh Gerindra dengan angka elektabilitas 13,7%, disusul Golkar 9% dan PKB 8,7%. Pada survei Charta Politika sebelumnya, elektabilitas Gerindra sebesar 14,5%, Golkar 9,8%, sementara PKB 8,5%.

“Ada stagnasi dari angka Gerinda, juga bisa dikatakan cukup stagnan untuk partai Golkar, dan ada kecenderungan stagnan juga di PKB,” ucap Yunarto.

Charta Politika juga mencatat elektabilitas Partai Demokrat 7,7%, PKS 7,2%, Nasdem 4,3%, PAN 3,5%, Perindo 3,4%, PPP 3,0%. Elektabilitas partai lainnya, menurut survei Charta Politika masih di bawah 1%. “Sedikit kenaikan dialami partai Demokrat dan PKS. Namun ada penurunan yang terjadi di Nasdem dari 6,0% menjadi 4,3%. Ini menjadi pertanyaan dan bahan diskusi kenapa kemudian terjadi penurunan,” pungkas Yunarto.

Seperti diketahui, survei ini dilaksanakan dengan metode wawancara terhadap 1.220 orang sampel dan memiliki margin of error sebesar 2,82 persen.

Hasil SurveiPoltracking Indonesia

Selanjutnya ada hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis, Kamis (22/12/2022). Hasil survei Poltracking PDIP menjadi parpol dengan elektabilitas tertinggi mengantongi persentase 23,2 persen. “Ini temuan kami elektabilitas partai yang pertama masih sama sebenarnya dengan survei-survei sebelumnya yang tertinggi PDI Perjuangan di angka 23,2 persen,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam rilis survei secara daring, Kamis (22/12/2022).

Di posisi kedua, ada Partai Gerindra (11,1 persen), kemudian Golkar (9,3 persen), Nasdem (6,9 persen), Demokrat (6,7 persen). Setelah itu PKB (5,6 persen), PKS (5,3 persen), PAN (4,1 persen), Partai Perindo (2,8 persen) dan PPP (2,0 persen).

Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei pada 21 hingga 27 November dan dilakukan dengan tatap muka langsung. Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan responden 1.220. (Igman/ Gita/ Danang/ Fahdi)

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

six + 1 =

- Advertisment -spot_img

Berita Terakhir