SORONG, Kasuarinews.id – Pendidikan sampai saat ini masih menjadi salah satu persoalan mendasar di tanah Papua termasuk di Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat Daya. “Soal pendidikan sampai saat ini jadi persoalan yang sangat mendasar di Kabupaten Sorong Selatan. Contoh yang sangat kongkrit, menurut data BPS adalah kurang lebih 7.000 anak di Sorong Selatan yang putus sekolah. Artinya, putus sekolah waktu SD, SMP atau SMA. Ini sangat serius. Bagaimana kita mewujudkan gagasan Indonesia Emas tahun 2045, terutama di Sorong Selatan jika dari SDM masih ada sekitar 7000 anak usia sekolah tidak dapat melanjutkan sekolah. Ini problem serius,” ujar Bupati Sorong Selatan Samsuddin Anggiluli pekan lalu.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, kata Bupati Anggiluli, Pemda Sorsel membangun kerjasama dengan pihak Perguruan Tinggi yaitu Unipa Manokwari dengan mengalokasikan anggaran puluhan milyar agar pihak Perguruan Tinggi melakukan penelitian terkait data BPS tersebut. “Kita cukup kaget karena hasil sementara dari penelitan itu, ternyata bukan hanya angka 7000 tetapi jauh lebih besar anak usia putus sekolah di Sorong Selatan,” ujar bupati Anggiluli.
Hasil penelitian Unipa, kata Bupati akan diseminarkan di Kota Sorong dengan melibatkan pelbagai pihak. “Dalam waktu dekat hasil penelitian Unipa itu akan dipresentasikan di Kota Sorong. Rencananya Pemprov Papua Barat Daya juga akan hadir. Dari presentasi itu, kita akan merumuskan langkah strategis untuk mengatasi persoalan tersebut,” ungkap Anggiluli.
Menurut Bupati Anggiluli, salah satu langkah baik yang dipikirkan Pemda yaitu membangun sekolah dengan pola asrama. “Artinya, anak-anak usia sekolah ditampung di asrama. Jadi seluruh biaya akan disiapkan pemerintah termasuk makan bagi para siswa. Ini penting untuk menyiapakan SDM yang baik ke depan,” ungkap bupati. (KN1)
