Sabtu, Mei 18, 2024

Tokoh Agama Ungkap Keprihatinan Maraknya Kios Penjual Miras dan Praktek Prostitusi di Bintuni

BINTUNI, Kasuarinews.id – Tokoh Agama Katolik  di Kabupaten Teluk Bintuni, Pastor  Yohanes Belo Boli SVD mengungungkapkan keprihatinan karena makin menjamurnya kios-kios penjual miras dan praktek prostitusi di Bintuni.

“Fakta yang cukup memprihatinkan dan membuat miris yaitu saat ini di Bintuni, kios-kios penjual miras dan praktek prostitusi tumbuh bagaikan cendawan di musim hujan. Ada apa sebenarnya?. Hal itu tentu amat memprihatinkan,” ungkap pria yang akarab disapa John ini pada Minggu (23/1/2022) di Pastoran Katolik Paroki St. Yohanes Bintuni.

“Kios -kios penjual miras, rumah- rumah prostitusi di seluruh Bintuni begitu menjamur. Kita tidak tahu siapa yang back up? Artinya, ada indikasi yang kurang sehat sebab ketika ada razia, tiba-tiba semua sudah bongkar dagangannya dan  miras  entah kemana? Ini kan ada indikasi yang kurang sehat entah siapa yang bermain di belakang. Tapi untuk hal  itu, nanti disimpulkan sendiri oleh masyarakat,” ujar Belo Boli lebih jauh.

Menurut John, maraknya penjualan miras dan praktek prostitusi terselubung di Bintuni memiliki akibat yang amat mengerikan. Artinya, jika hal itu terus dibiarkan maka orang asli Papua khususnya generasi muda Papua di Bintuni yang merupakan generasi emas akan hancur.

Sebenarnya masyarakat kata Pastor John, dapat saja menempuh langkah yang ekstrim misalnya dengan melakukan razia dan membongkar kios-kios penjual miras dan tempat praktek protitusi terselubung seperti panti-panti pijat serta tempat hiburan malam.

“Langkah ekstem itu dapat saja dilakukan masyarakat tetapi cara seperti itu keliru  bahkan cenderung bertentangan dengan hukum. Dalam hal ini, pemerintah daerah bisa belajar dari kasus di Jayapura dimana pemda berani menutup lokalisasi di Tanjung Elmo  yang ada Jayapura. Pemerintah daerah harus berani bersikap dengan mengembalikan oknum-oknum yang  hanya ke Bintuni untuk menghancurkan masyarakat terutama gernasi muda melalui praktek protitusi dan penjualan miras. Kalo mau cari makan, dapat dilakukan dengan cara-cara yang halal dan lebih bermartabat,” ungkap John.

Untuk itu, dia meminta kepada semua pemangku kepentingan di Kabupaten Teluk Bintuni agar dapat menyelamatkan generasi muda Papua dari ancaman tersebut. “Semua orang baik orangtua, tokoh agama, tokoh masyarakat, pendidik, tokoh adat, pemerintah punya tanggungjawab moral untuk menyelamatkan generasi muda orang asli Papua. Mari, kita bangun kampung-kampung yang punya moralitas dengan cara-cara sederhana. Misalnya, dengan menjaga kebersihan kampung, atau menghargai orang yang lebih tua baik karena usia atau karena jabatannya, atau orang yang dituakan dan sebagainya,” tandas John. (AN)

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

3 + nineteen =

- Advertisment -spot_img

Berita Terakhir