Sabtu, Mei 18, 2024

TPNPB-OPM Bertanggung Jawab atas Penembakan 8 Pekerja Perbaikan Tower di Distrik Beog

JAKARTA, Kasuarinews.id – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan bertanggung jawab atas serangan di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak pada Rabu (2/3) lalu. Serangan itu menyebabkan 8 orang meninggal dunia.

“TPNPB di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggung jawab atas Penembakan 8 Anggota TNI Di Beoga Papua 3 Maret 2022,” kata Juru Bicara Komisi Nasional TPNPB-OPM, Sebby Sambom dalam keterangannya seperti dikutip dari Merdeka.com Jumat (4/3).

Sebby mengklaim aksi mereka bukanlah serangan kepada warga sipil. Namun, pihak TNI menyebut jika serangan terhadap delapan orang menyasar para karyawan PTT di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak. “Tidak ada alasan yang membenarkan bahwa itu warga sipil. Karena TPNPB sudah umumkan bahwa warga sipil segera tinggalkan wilayah perang, jadi yang ditembak itu semuanya bagian dari anggota TNI Polri,” ujar Sebby.

Warga Pendatang Diminta Pergi

“Dan TPNPB di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggung jawab atas penembakan ini,” lanjutnya. Sebby menyampaikan, Pengendali Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM telah mengeluarkan peringatan keras bahwa semua orang “imigran” segera tinggalkan wilayah perang, termasuk agar mengosongkan semua bentuk pembangunan.

“TPNPB bertanggung jawab penuh atas penembakan ini, Karena perintah perang telah diumumkan oleh Komandan Operasi Umum TPNPB Mayjend Lekagak Telenggen pada tahun 2017 di Jambi, Puncak Jaya, Papua,” tuturnya.

8 Orang Meninggal

Sebelumnya, Kelompok Separatis Teroris (KST) telah menyerang masyarakat atau karyawan PTT di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak. Kejadian yang terjadi pada Rabu (2/3) sekitar pukul 13.00 Wit itu mengakibatkan 8 orang meninggal dunia.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga mengatakan, peristiwa itu terjadi saat karyawan PTT sedang melaksanakan perbaikan Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel. Hal itu diketahui berdasarkan adanya informasi dari salah satu karyawan PTT melalui sambungan telepon. “Hal tersebut terlihat melalui rekaman CCTV Tower PTT bahwa salah seorang karyawan PTT yang selamat bernama NS dan meminta bantuan penyelamatan di Tower BTS 3,” kata Aqsha dalam keterangannya, Kamis (3/3).

“Saat ini, NS Karyawan PTT yang selamat masih berada di TKP Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel bersama rekan-rekannya yang meninggal Dunia,” sambungnya.

Atas kejadian itu, pihaknya belum dapat melakukan evakuasi terhadap korban selamat maupun meninggal dunia karena terkendala cuaca. Evakuasi rencananya akan dilakukan pada hari ini. “Kemungkinan dari Polda Papua dan juga perbantuan dari Kodam XVII/ Cenderawasih, bersama akan membantu evakuasi serta sudah barang tentu Polda Papua akan mencari pelaku pembunuh. Karena ini adalah kejahatan kriminal luar biasa,” ujarnya.

“Karena merupakan kejahatan kriminal luar biasa yang mengakibatkan 8 orang masyarakat sipil meninggal dunia, maka penanganan akan ditangani oleh pihak Kepolisian dalam hal ini Polda Papua,” tutupnya.

Polisi Masih Berupaya Evakuasi 8 Karyawan PTT yang Ditembak KKB

Delapan korban tewas dan satu saksi hidup dalam kasus penembakan karyawan Palapa Timur Telematika (PTT) oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, belum bisa dievakuasi.

Meski begitu, polisi tengah berupaya melakukan operasi penyelamatan. Kepala Ops Satgas Damai Cartenz 2022, Kombes Pol Muhamad Firman mengatakan, bersama warga setempat, pihaknya sedang menyisir lokasi kejadian untuk memastikan keberadaan korban.

“Saat ini kami fokus pada operasi penyelamatan. Kita pastikan dulu 8 orang korban ini sudah meninggal atau belum. Namun sesuai informasi 8 orang tersebut sudah meninggal,” ujarnya di Kantor Pelayanan Polres Mimika, Jumat (4/3/2022) seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Satgas Damai Cartenz juga telah meminta bantuan dari Polda Papua dan Bupati Puncak terkait upaya evakuasi.  Bahkan, koordinasi dengan pihak perusahaan Palapa Timur Telematika (PTT) terus dilakukan atas proses evakuasi seluruh korban.

Menurut Firman, evakuasi tak bisa dilakukan pihaknya lewat jalur darat. Sebab, kondisi topografi sangat terjal dan ekstrem, belum lagi cuaca super ekstrem. Lokasi kejadian berada di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut (MDPL). “Kami harus pastikan di lokasi saat evakuasi, perlu penambahan personil sesuai petunjuk dari Kapolda,” ujarnya.

Kombes Firman belum bisa menyampaikan detail kronologis kejadian, sebab belum bisa berkomunikasi dengan satu-satunya saksi hidup inisial NS. “Kita berharap yang selamat benama Nelson dan nanti akan ditanyakan langsung kepada dia,” katanya.

Menyoal keamanan di lokasi kejadian, Firman mengatakan masih relatif terkendali.  Sebanyak 126 aparat gabungan TNI dan Polisi dengan perkuatan 64 personel di Beoga, sudah disiapkan untuk operasi penyelamatan. Adapun kejanggalan dari pihak perusahaan yang menugaskan karyawannya ke lokasi berisiko tinggi tersebut tanpa koordinasi ke pihak keamanan, masih didalami.  “Jadi mereka datang ke sana sudah ketemu dengan pemilik hak ulayat tanah. Namun kami akan dalami lagi,” tandasnya. (KN-3)

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

11 + two =

- Advertisment -spot_img

Berita Terakhir