Minggu, Mei 5, 2024

Ruas Jalan Kampung Seya-Konja Maybrat Rusak, Masyarakat Sulit Pasarkan Hasil Pertanian

 SORONG, Kasuarinewes.id – Warga masyarakat Kampung Seya, Disrik Mare dan Kampung Konja Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat  meminta kepada pemerintah agar ruas jalan di dua daerah tersebut dapat diperbaiki. Akibat ruas jalan yang rusak, masyarakat terutama petani bawang merah sulit memasarakan hasil pertaniannya sehingga bawang merah yang sudah dipanen membusuk.

“Karena ruas jalan di 2 titik yaitu di Kampung Seya, Distrik Mare induk dan di kampung Konja distrik Aifat rusak, masyarakat tidak bisa pasarkan hasil pertaniannya terutama bawang merah sehingga banyak yang rusak. Hal itu menyebabkan para petani merugi hingga puluhan juta,” ungkap tokoh masyarakat suku Mare, Maybrat Karel Nauw melalui telepon, Sabtu (5/3/2022).

Menurut Karel Nauw, dari informasi yang diperoleh, ruas jalan Konja-Kampung Seya dibangun dengan anggaran sekitar Rp. 15 milyar  namun hingga kini tidak terealisasi sehingga ruas jalan tersebut  makin rusak parah. “Kami dapat informasi bahwa anggaran untuk peningkatan dan perbaikan ruas jalan itu sekitar 15 milyar yang bersumber dari APBD Papua Barat. Kami hanya dengar nama proyek saja sedang kenyataan di lapangan tidak ada akhirnya ruas jalan tersebut kini rusak parah dan berdampak pada kehidupan para petani karena para petani seperti petani kacang bisa memasarakan hasilnya sehingga hanya membusuk di gudang. Selain hasil pertanian yang tidak dapat dijual, mobilitas warga seperti  antar jemput  orang sakit, antar anak sekolah, termasuk mobilitas para ASN terganggu. Banyak kendaraan yang tidak mau ke dua kampung tersebut karena jalan yang rusak sehingga mobilitas warga sangat terganggu,” terang Karel.

Karel juga kesal dengan sejumlah oknum anggota DPR Papua Barat yang sering melakukan reses ke Maybrat namun menutup mata terhadap kondisi ruas jalan tersebut. “Mereka, oknum anggota  DPR Papua Barat turun ke lapangan lihat apa ? Mereka  mungkin juga lewat ruas jalan itu tetapi seakan tutup mata padahal jalan itu urat nadi pembangunan,” tandas Karel.

“Mewakili masyarakat, kami minta agar ruas jalan tersebut bisa diperbaiki. Jangan akhirnya kita kembali mundur ke belakang warisi budaya pikul barang  seperti orang tua kita dulu di tahun 70-an.  Untuk bangun rumah harus pikul senk, pikul semen dan bahan bangunan lainnya naik turun gunung seperti dulu. Sekarang, pemerintah sudah berikan banyak kemudahan misalnya lewat pemekaran kabupaten, pemekaran distrik, pemekaran kampung dengan tujuan utama membuka isolasi di daerah. Tujannya, apa? Supaya masyarakat tidak jalan kaki lagi jual hasil pertanian, tidak jalan kaki pikul barang, tidak kaki antar anak sekolah tetapi dengan mobil orang bisa langsung turun di depan rumah. Tetapi yang terjadi saat ini sebaliknya, orang Seya dan Konja berkelahi soal jalan terus,” tambah Karel Nauw.

Untuk itu Karel berharap agar pemerintah provinsi Papua Barat dan juga pemkab Maybrat dapat membentuk tim untuk dapat melihat dari dekat kondisi ruas jalan di kampung Seya dan Konja sehingga masyarakat tidak selalu menderita.

Sehubungan dengan ruas jalan tersebut, beberapa waktu lalu, anggota DPR  Papua Barat Karel Murafer SH mengatakan bahwa pekerjaan jalan raya Konja Seya dikerjakan berdasarkan APBD Provinsi Papua Barat Tahun 2020 yang telah dialokasikan namun dana itu dipangkas pemerintah pusat karena pandemi Covid 19. Untuk itu, perlu ada kelanjutan pekerjaan di Tahun 2021 dari Sumber Dana APBD provinsi Papua Barat.

Kata Murafer, alokasi anggaran untuk pembangunan di Kabupaten Maybrat Tahun 2021 tetap dialokasikan untuk pembangunan Infrastruktur salah satunya adalah pembangunan jalan raya Konja Seya. “Tetap akan dialokasikan dananya di tahun ini dan diharapkan agar semua masyarakat yang ada di Maybrat khususnya pada Dua Distrik Utama yaitu Distrik Aifat Utara dan Mare harus lebih protektif dalam mengawal pekerjaan jalan raya Konja Seya yang dimaksud. Masyarakat juga diminta bersinergi dengan pemerintah Kabupaten Maybrat dalam mengontrol dan mengawasi setiap kontraktor yang melakukan pekerjaan jalan tersebut sehingga pengerjaan jalannya tidak asal-asalan dan cepat rusak, mengingat jalan adalah sarana utama transportasi dalam meningkatkan kesejahteraan mata rantai ekonomi kehidupan serta pemerataan pembangunan secara komprehensif,” tandasnya. (AN)

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

eleven + sixteen =

- Advertisment -spot_img

Berita Terakhir