Minggu, Mei 19, 2024

Sidang Sinode XVIII GKI di Waropen adalah Pesta Iman, Bukan Ajang Suksesi Kepemimpinan Model Politik Konvensional

MANOKWARI, Kasuarinews.id – Praktisi hukum dan aktivis HAM yang juga seorang anak GKI yang juga Penatua  pada Majelis Jemaat GKI Sion Sanggeng di Manokwari, Yan Ch. Warinussy, SH punya mimpi dan harapan besar terhadap pelaksanaan sidang Sinode XVIII GKI di tanah Papua yang berlangsung di Waropen, Provinsi Papua pada tanggal 18-24 Juli mendatang. Ia berharap agar GKI di tanah Papua semakin menjadi gereja yang mandiri baik dalam sumber daya manusia dan dana. Selain itu, Warinussy dalam lewat pres rilsinya, Selasa (12/7/2022) mengatakan bahwa sidang Sinode XVIII GKI di Waropen adalah pesta iman, bukan ajang suksesi kepemimpinan model politik konvensional.

Menurut dia, Gereja Kristen Injili (GKI) Di Tanah Papua adalah salah satu Gereja tertua yang berdiri sebagai buah Pekabaran Injil dan menjadi sebuah organisasi moderen pertama yang dipimpin oleh Orang Asli Papua (OAP) sejak tanggal 26 Oktober 1956. Hal itu sesuai catatan yang ditulis oleh mantan Ketua Badan Pekerja Am Sinode GKI Di Tanah Papua Pdt.Filep Jacob Spener (F.J.S) Rumainum berjudul : “Sepuluh Tahun GKI Sesudah Seratus Satu Tahun Zending Di Irian Barat”. Buku yang bersampul warna biru muda tersebut diterbitkan pertama kali oleh Kantor Pusat GKI yang ketika itu beralamat di Kotak Pos 14 Sukarnapura (kini Jayapura) Irian Barat (kini Tanah Papua). Di awal terbentuknya GKI di Tanah Papua, telah diawali dengan Sinode Persiapan (Proto Sinode) pada tahun 1954 yang mengesahkan 9 (sembilan) Sinode Resor, yaitu terdiri dari : Resor Hollandia/Nimboran, resor Sarmi, resor Japen/Waropen, resor Biak/Numfor, resor Miei, resor Manokwari, resor Sorong, resor Teminabuan dan resor Inanwatan. Kemudian pada tahun  1956 berdirilah GKI Di Irian Barat yang diawali dengan penyusunan dan pembahasan hingga perumusan serta pengesahan Tata Gereja. Tata Gereja ini awal mula terdiri dari 6 (enam) bab yang kemudian dikembangkan dalam sidang-sidang Sinode GKI Di Tanah Papua hingga saat ini.

Kata Warinussym, menjelang penyelenggaraan Sinode XVIII Di Kabupaten Waropen, Papua 18 Juli 2022 mendatang, GKI di Tanah Papua sudah sangat besar dengan terdiri dari 55 Klasis dan 1.672 Jemaat Mandiri, serta 15 bakal Klasis, 45 pos Pekabaran Injil dan 102 pos pelayanan serta 96 bakal Jemaat.

“Sebagai salah satu anak GKI dengan status sebagai Penatua dalam struktur keanggotaan Majelis Jemaat GKI Sion Sanggeng di Manokwari, saya memberi apresiasi dan menaruh harapan agar Sidang Sinode GKI Di Tanah Papua ke XVIII di Waropen mampu meneruskan harapan para pelayan dan jemaat untuk mendapatkan kemandirian dalam konteks daya dan dana,” ungkap Warinussy.

Lanjut dia, sepanjang era kepemimpinan Pdt.Andrikus Mofu, M.Th sejumlah hasil nyata telah dicapai, diantaranya adalah sentralisasi penggajian bagi tenaga organik GKI Di Tanah Papua yang terpusat dan dikendalikan langsung dari Kantor Sinode GKI yang beralamat di Argapura, Jayapura. Sekaligus memberikan kemapanan bagi jemaat dan Klasis untuk mampu bertumbuh dari prosentase 40 persen dan 20 persen yang telah ditetapkan sebagai regulasi internal. Hal positif seperti ini patut dipelihara dan terus disemai agar menghasilkan buah bagi Pekerjaan TUHAN di Tanah Papua.

“Sangat baik jika para pekerja GKI Di Tanah Papua juga para pemimpinnya tidak menggunakan ajang sidang Sinode selalu sebagai ajang suksesi kepemimpinan model politik konvensional, tapi hendaknya dilihat sebagai pesta iman untuk memahami kebesaran Tuhan Allah Di dalam Tuhan Yesus Kristus yang menjadi Kepala Gereja termasuk GKI Di Tanah Papua. Biarlah Tuhan yang Menyenggara seperti tertulis dalam Nyanyian Rohani Nomor 128,” tadnas Warinussy. (KN4)

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

13 − 10 =

- Advertisment -spot_img

Berita Terakhir