Senin, April 29, 2024

Umat Katolik Paroki Imanuel Sanggeng, Manokwari Antusias Ikuti Misa Rabu Abu

MANOKWARI, Kasuarinews.id – Meskipun dilaksanakan pada jam kerja, namun umat Katolik Paroki Imanuel Sanggeng, Manokwari tetap antusias mengikuti perayaan Ekaristi atau Misa Rabu Abu yang digelar pukul 08.00 Wit di Gereja Paroki Imanuel, Rabu (22/3/2023) yang ditandai dengan penerimaan abu di dahi setiap umat yang hadir. Perayaan Ekaristi atau Misa Rabu Abu ini adalah perayaan wajib bagi umat Katolik sebagai permulaan masa puasa dan pantang sebagai masa persiapan menuju Paskah dalam penanggalan liturgi gereja.

“Masa persiapan sepanjang 40 hari ini ditandai dengan apa yang disebut sebagai Hari Rabu Abu. Dan pesan utama dari hal yang disimbolkan dengan abu adalah pertobatan yang merupakan kekayaan tradisi keagamaan yang rasanya bermuara pada kesadaran manusia sebagai makhluk yang fana, tetapi ingin mengejar yang ilahi, yang baik, yang mulia,” kata Pastor Alexandro, OFM dalam kotbahnya saat memimpin perayaan Ekaristi atau Misa Rabu Abu  didampingi Pastor Paroki Imanuel RP. Filip Sedik, OSA.

Pastor Alexandro menekankan agar selama masa Pra Paskah, umat berkanjang dalam doa, puasa dan sedekah yang menjadi benang merah perwujudan masa Pra Paskah.  “Yang pasti masa puasa dan pantang ini selalu menjadi kesempatan istimewa untuk membenahi hidup iman dari yang keliuru dan salah agar dapat kembali ke jalan benar sesuai dengan kendak Allah,” imbuhnya.

Pastor Alex berharap masa puasa sebaiknya dijadikan momentum berbalik kembali kepada Allah dan sesama sebagai bagian utuh dari panggilan untuk menghayati anugerah anak-anak Allah yang diterima dalam Permandian Kudus. “Dimana kita ingin mengenakan kembali rahmat pengudus yang dianugerahkan Kristus dalam kekuatan Roh Kudus,” ucapnya.

Menurut  Pastor Alex, masa Pra Paskah perlu diisi dengan perbuatan kasih yakni sedekah. ”Kalau kita memberi sedekah, jangan, kita  mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik yang suka pamer dan  dipuji orang. Kalau kita buat begitu, kita sudah mendapat upahnya,” ujarnya.

Beliau mengarisbawahi amanat Yesus, jika bersedekah hendaknya dengan tersembunyi.“ Jika kita memberi hendaknya tersembunyi, karena Allah yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Kebiasaan kita saat ini, sedikit memberi diceritakan ke mana-mana,” lanjutnya.

Selain sedekah, Pastor Aleks juga menekankan pentingnya pelaksanan doa selama masa Prapaskah. “Umat sekalian jika kita berdoa, janganlah kita pamer karena kita sudah mendapat upahnya. Tetapi doa dilaksanakan dengan sembunyi, dalam keheningan, tidak bertele-tele. Itulah pelaksanaan doa sesuai amanat Yesus,” jelasnya.

Hal senada juga dengan cara berpuasa. Pastor Alex menyampaikan puasa yang benar adalah puasa dari hati bukan hanya lahiriah. “Kalau kita puasa, jangan muram atau sedih muka kita, tapi berseri supaya tidak diketahui orang kita sedang berpuasa. Puasa yang sesungguhnya berasal dari hati, mengoyakkan hati bukan pakaian.” ungkapnya.

Lebih jauh, Pastor Alex menandaskan bahwa puasa yang dijalankan selama masa prapaskah berdampak bagi perubahan hidup dan mengandung nilai sosial. “Puasa dan pantang yang kita jalankan untuk merubah hidup kita, mengekang keinginan yang konsumtif. Jika kita hidup berlebihan, baiknya dalam masa puasa ini kita berbagi bagi Gereja, bagi sesama yang mengalami kesusahan. Contoh sederhana, jika sebelumnya ada yang merokok 1 hari 3 bungkus bisa dikurangi menjadi sehari 1 bungkus. Kelebihan 2 bungkus itu selama 40 hari dapat disumbangkan kepada orang susah. Atau jika sehari selalu main hp selama 20 jam, dapat dikurangi menjadi 2 jam saja sehari atau contoh lainnya,” ujarnya.

Dan mulai Rabu 22 Februari 2023, umat Katolik memasuki masa puasa selama 40 hari menjelang peringatan wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Masa puasa, menjadi kesempatan bagi umat untuk puasa, pantang dan ibadah, juga kesempatan untuk melakukan aksi berupa pendalaman iman dan bakti sosial.  Secara nasional Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2023 bertema, Keterlibatan Gereja dalam Mewujudkan Gerakan Sosio-Ekonomi Berkeadilan Ekologis. (KN1)

 

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

19 + nineteen =

- Advertisment -spot_img

Berita Terakhir