Sabtu, Mei 18, 2024

Waterpauw: Budaya Proposal Rendahkan Harkat dan Martabat orang Papua

MANOKWARI, Kasuarinews.id – Pj. Gubernur Papua Barat Drs. Paulus Waterpauw mengatakan sudah saatnya budaya proposal di kalangan masyarakat, terutama orang asli Papua secara perlahan-lahan dihilangkan karena sangat merendahkan harkat dan martabat orang Papua. Hal ini diungkapkan Waterpauw saat membuka sebuah kegiatan di salah satu hotel di Manokwari, Senin (17/4/2023).
Pada kesempatan itu, Waterpauw meminta seluruh ASN agar dapat membantu pemerintah daerah untuk menghilangkan budaya buruk tersebut. “Saya minta seluruh ASN di lingkup Pemprov Papua Barat untuk mulai menghilangkan budaya proposal. Dan ASN juga harus turun ke masyarakat untuk membantu menghilangkan budaya terebut yang sampai saat ini begitu marak di masyarakat,” jelas Waterpauw.
Kata dia, budaya memasukan propsoal kepada pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota merupakan salah satu bentuk budaya konsumtif. “Karena adanya budaya konsumtif, masyarakat meminta-minta atau kata kasarnya ‘mengemis’ kepada pemerintah dengan berbagai alasan yang dikemas dalam bentuk yang lebih intelektual yaitu proposal. Kasih masuk proposal itu kan sama dengan budaya mengemis, budaya minta-minta. Apalagi jika budaya itu ada di kalangan ASN. Dan banyak ASN juga bermental pengemis karena hampir setiap hari memasukan propsoal kepada pemerintah dengan harapan mendapat bantuan. Alasannya macam-macam mulai dari orang sakit, berobat, buat rumah, dan seribu satu macam alasan lainnya,” ujar Waterpauw menambahkan jika pemerintah menjawab maka uang dihabiskan begitu saja dan akan meminta lagi kepada pemerintah dengan memasukan proposal.
Untuk itu, kata Waterapuw, sudah saatnya budaya proposal yang merendahkan harkat dan martabat orang Papua harus di hilangkan. “Budaya proposal itu harus dihilangkan karena hal itu akan buat orang malas dan tidak mau kerja tapi bermain dengan alasan tipu muslihat yang ditulis dalam bentuk proposal ke pemerintah. Daripada buat prosoal ke pemerintah, tanah di Papua sangat luas, lahan di pekarangan rumah juga luas dan dapat ditanam dengan anek jenis sayuran dan tanaman lainnya. Jika lahan itu difungsikan akan bernilai ekonomis,” tandas Waterpauw. (KN3)

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ten + 8 =

- Advertisment -spot_img

Berita Terakhir