Sabtu, Mei 18, 2024

Tepis Tudingan Bupati Asem Tidak Siapkan SDM Tambrauw, Kinho: Pernyataan Waket DPRD Tambrauw Keliru

FEF, Kasuarinews.id – Beberapa waktu lalu, muncul pernyataan dari Wakil Ketua DPRD Tambrauw Yosep Airai yang mengkritisi kepemimpinan Bupati Gabriel Asem selama 10 tahun di Tambrauw. Airai dalam pernyataannya di sejumlah portal berita online  mengatakan bahwa salama 10 tahun, Gabriel Asem berhasil membangun infrastruktur Tambrauw tetapi gagal dalam mempersiapkan SDM Tambrauw untuk melanjutkan estafet kepemimpinannya.

Menyikapi pernyataan itu, salah seorang tokoh pemekaran Tambrauw Yan Kinho kepada Kasuarinews.id Senin (2/5/2022) mengatakan, pernyataan itu tidak mewakili lembaga DPRD tetapi pernyataan pribadi oknum unsur pimpinan DPRD Tambrauw karena  tidak semua anggota DPRD Tambrauw berpikir seperti itu.

“Pernyataan oknum pimpinan DPRD Tambrauw yang terbit di sejumlah portal berita online beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa Bupati Gabriel Asem tidak serius bahkan gagal menyiapkan SDM Tambrauw adalah pernyataan yang keliru dan terkesan bernuansa ketergantungan pada pihak pemerintah,” tandas Kinho.

Dia kemudian coba menarik pikiran saudara wakil ketua DPRD ke belakang dengan mengatakan bahwa anak-anak pedalaman yang hari ini menjadi pemimpin adalah hasil dari sentuhan tangan pihak gereja dan usaha pribadi orang tua, tidak ada yang dibiayai oleh pemerintah daerah.

“Dengan biaya yang sangat terbatas mereka mampu bekerja dan lebih dari itu bekerja dan berpikir untuk orang lain. Perlu dicatat, anak-anak pedalaman yang saat ini jadi pemimpin  tidak sekolah dengan biaya pemerintah atau dimanjakan dengan beasiswa dari pemerintah daerah seperti yang terjadi saat ini. Mereka saat ini jadi pemimpin karena berjuang dengan usaha sendiri untuk bayar uang sekolah, bayar kos. Kadang waktu kuliah hanya makan nasi dengan sayur daun papaya, makan pisang bakar dan lainnya. Itu sangat berbeda dengan zaman ini dimana anak-anak sekolah dibiayaai oleh pemerintah bahkan sebagian sudah disiapkan asrama. Saya kasih contoh DR. Stevanus Malak, Wakil Bupati dan Bupati Sorong 2 periode, Gabriel Asem bupati Tambrauw 2 periode. Malak anak dari Mega yang jual pisang dan waktu liburan dia harus kembali menjual kayu bulat untuk membiayai sekolah sejak SMA hingga kuliah di Makasar. Begitu juga Gabriel  Asem melanjutkan kuliah di Makasar dengan bermodalkan uang Rp. 50.000 tiap bulan. Itu hanya dua contoh, tetapi saya yakin masih banyak lagi yang seperti dua tokoh tersebut.  Walaupun dengan keterbatasan biaya tetapi tidak pernah menyurutkan semangat untuk mempersiapkan diri dalam menimbah ilmu pengetahuan untuk kembali mengabdi di daerah asalnya. Bahkan, keduanya dipercayakan  menjadi kepala daerah. Pengalaman hidup mereka ini bahkan masih banyak lagi anak-anak Tambrauw atau Moi yang berjuang sekolah dengan biaya sendiri. Tapi hari ini mereka menjadi pejabat di daerah. Nah, pengalaman hidup ini sesungguhnya menjadi contoh bagi generasi muda sekarang bahwa menjadi orang sukses tidak harus dibiayai pemerintah daerah. Dan contoh lain, bahwa untuk menghadirkan kabupaten tambrauw sebagai daerah otonom baru adalah juga hasil perjuangan anak-anak asli terbaik Tambrauw yang dulu sekolahnya kebanyakan atas biaya sendiri dan dari pihak gereja,” jelas Kinho.

Kata dia,  Pemda Tambrauw dalam kurun waktu 10 tahun sudah banyak membantu biaya pendidikan untuk anak-anak Tambrauw di berbagai disiplin ilmu pengetahuan baik sosial maupun eksakta. Dan jika belum maksimal,  itu hal wajar karena keterbatasan anggaran daerah yang harus membiayai beberapa sektor prioritas seperti infrastruktur dan lainnya, apalagi membangun Tambrauw ibarat membuka lahan baru.

“Dulu Steve Malak jadi Bupati bisa mempersiapkan putra-putri terbaik Moi untuk melanjutkan estafet kepemimpiannya. Dan  untuk Tambrauw Bupati Gabriel Asem juga telah mempersiapkan SDM untuk melanjutkan estafet kepemimpinannya tahun 2024. Beliau mempersiapkan anak-anak Tambrauw untuk  menjadi pemimpin ke depan seperti Yohanes Yembra, Metusalak Mesak Yekwam dengan menggandengnya sebagai wakil bupati. Atau, beberapa anak Tambrauw yang pernah menjadi pimpinan lembaga legislatif atau sejumlah Kepala OPD. Jadi sebenarnya pengkaderan telah dilakukan, tergantung anak-anak asli Tamrabuw mau mamanfaatkan peluang yang ada untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin atau tidak untuk kelak menjadi pemimpin. Apa yang saya ungkapkan ini adalah kenyataan dengan tujuan untuk makin mendorong semangat generasi muda Tambrauw dan anak-anak asli Papua lainnya untuk terus berjuang walaupun dengan keterbatasan dan kesulitan untuk menggapai mimpinya atas usaha sendiri bukan selalu bergantung dan membuka tangan kepada pemerintah. Harus diingat bahwa kesuksesan tidak selamanya didapat melalui bantuan orang lain tetapi dari hasil kerja keras diri sendiri dan bantuan keluarga,” tandas Kinho. (KN3)

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

three × 1 =

- Advertisment -spot_img

Berita Terakhir